VIVA.co.id – Mulai pulihnya ekonomi beberapa negara besar dunia ternyata memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekspor Indonesia sepanjang kuartal I 2017. Di mana ekspor non migas Indonesia tercatat tumbuh 21,6 persen dan ekspor hasil minyak olahan naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Perencanaan Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Amelia Adininggar Widyasanti mengatakan, pulihnya ekonomi negara besar sepanjang kuartal I tersebut membuat permintaan global semakin meningkat dan tentunya menjadi penentu utama ekspor Indonesia.
Dengan demikian, ekspor Indonesia akan lebih didorong oleh 'demand-side', di mana di saat permintaan global melemah ekspor Indonesia akan melemah dan sebaliknya bila kondisi global membaik maka ekspor Indonesia pun akan ikut mengalami perbaikan.
"Jadi peningkatan ekspor Indonesia pada kuartal I 2017 lebih disebabkan oleh peningkatan volume dan harga, terlebih peningkatan global meningkat akibat naiknya pertumbuhan ekonomi sejumlah negara besar dunia," ujar Amelia kepada VIVA.co.id, Selasa 18 April 2017.
Ia mengungkapkan, peningkatan volume ekspor sepanjang kuartal I tersebut terjadi pada komoditas dan barang unggulan Indonesia, seperti pada komoditas minyak sawit, batu bara, kopi, dan kakao. Sedangkan, terhadap ekspor barang tambang mineral terjadi pada nikel, alumunium dan timah.
"Selain ekspor barang komoditas yang meningkat, ada beberapa produk manufaktur juga alami peningkatan seperti pada mesin-mesin," ujarnya menambahkan.
Untuk itu, Amelia memperkirakan dengan pulihnya ekonomi negara besar seperti China pada kuartal I 2017 yang tumbuh sebesar 6,9 persen dan membaiknya ekonomi Jepang serta Jerman, maka ada indikasi positif ekonomi global akan menuju arah pemulihan.
"Artinya prospek positif juga akan terlihat bagi ekonomi Indonesia, dan saya yakin ekonomi Indonesia 2017 akan lebih baik dari 2016 dan salah satu pendorong ekonomi tersebut adalah kontribusi ekspor yang kembali pulih." (mus)