Pekerja Perempuan RI Mayoritas di Sektor Informal

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G. Asmara

VIVA.co.id – Apakah perempuan bisa menjadi salah satu motor perekonomian suatu negara? Jawabannya bisa. Dengan catatan, kaum perempuan mendapatkan kesempatan yang sama setara dengan kaum pria. 

Sudah Terealisasi Enam Bulan, Ini Proyeksi APBN di Akhir 2018

Apalagi, perempuan juga dinilai lebih bisa menciptakan peluang usaha dibanding pria, karena memiliki waktu yang lebih fleksibel. 

Ungkapan tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat berbicara di perhelatan Forbes Indonesia’s Inspiring Women Forum 2017 di Jakarta.

RAPBN 2019 Sepakat Dibahas DPR, Ini Asumsi Makronya

Dia pun meyakini, apabila perempuan mendapatkan kesempatan untuk bekerja di sektor formal, bukan tidak mungkin kaum hawa memberikan kontribusi terhadap perekonomian.

“Sekarang, keterlibatan perempuan di sektor informal lebih tinggi. 55 persen perempuan yang terlibat dalam perburuhan. Kalau kita berikan kesempatan yang sama, bisa memberikan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,” jelas Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, Rabu 26 April 2017.

Sri Mulyani Pastikan RI Tak Rugi Negosiasi Saham Freeport

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun berkaca dari pertumbuhan ekonomi di Jepang, yang dalam 25 tahun terakhir bergerak stagnan. Padahal, sebuah studi di negeri Sakura itu melaporkan, apabila pemerintah Jepang mengizinkan kaum perempuan untuk bekerja di sektor formal, maka geliat ekonomi Jepang bisa tumbuh sekitar dua persen.

Selain itu, Ani pun membandingkan kaum perempuan yang notabene memiliki rekam jejak akademisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kaum pria. Perbedaan tersebut, justru selama ini tidak disadari oleh berbagai kalangan. 

Karena itu, sejatinya perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam memilih pekerjaan yang mereka inginkan.

“Anak perempuan, bisa lebih fokus dan belajar. Anak cowok, lebih mudah untuk bosan. Di kelas, perempuan bisa bertahan lebih lama dalam menjalani seluruh proses belajar. Kami ingin memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Bukan karena kita sama, karena pada dasarnya perempuan dan laki-laki berbeda,” ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya