Jadi Kota Modern, Depok Butuh Hunian Vertikal

Diskusi rumah vertikal di Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • istimewa

VIVA.co.id – Sulit dan mulai menggilanya harga lahan di Kota Depok, membuat hunian vertikal menjadi solusi atas kebutuhan rumah masyarakat. Terlebih pada 2018 dan 2019 nanti, kota ini akan dilengkapi infrastruktur transportasi dan rumah sakit internasional.

Wow! Crazy Rich Vietnam Divonis Mati Gegara Korupsi 200 Triliun

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Pemerintah Kota Depok, Wijayanto mengatakan, kehadiran hunian vertikal, atau rumah susun di Kota Depok, tentunya juga dapat mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan Pemerintah Pusat.

"Depok kita berpotensi untuk rumah susun," jelas Wijayanto dalam keterangannya, yang diterima oleh VIVA.co.id,  Kamis 27 April 2017. 

Melantai di Bursa New York, PropertyGuru Raup Dana Segar US$254 Juta

Sementara itu, Direktur Utama Orchid Realty, Mujahid mengatakan, hunian vertikal menjadi solusi utama di pusat kawasan bisnis (CBD) Margonda, Depok. Di kawasan tersebut, harga lahan rata-rata menyentuh Rp20 juta meter persegi (m2). 

Menurut dia, dua atau tiga tahun terakhir ada dua tipe apartemen yang paling banyak dipasarkan di Depok, yaitu apartemen untuk hunian mahasiswa dan hunian keluarga. Permintaan untuk hunian mahasiswa bahkan masih yang paling tinggi, mengingat semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang kuliah di UI dan Gunadarma.

Apartemen Antasari 45 Mangkrak, Begini Penjelasan Lengkap PDS

“Tipe yang banyak diminati itu tipe studio dengan kisaran harga Rp300 juta sampai Rp 500 juta,” ujar Mujahid.

Di sisi lain, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna menegaskan, aksesibilitas Depok kian maksimal memasuki 2019. Terlebih, tol Cijago seksi dua sudah mulai beroperasi akhir 2017. 

Kini, progres konstruksi jalan tol yang terdiri dari Margonda-Cisalak dan Margonda Kukusan itu masing-masing sudah mencapai 68 dan 50 persen.

Tol Cijago akan terdiri dari tiga seksi. Seksi I (Cimanggis-Jalan Raya Bogor) sudah beroperasi pada 2012 lalu, sementara Seksi III (Kukusan-Cinere) masih dalam proses pembebasan lahan.

Adapun akses keluar masuk tol akan berlokasi di Jalan Raya Bogor, Margonda, dan Cinere. Sementara itu, pembangunan jalan tol Depok-Antasari seksi I Antasari-Brigif ditargetkan selesai akhir tahun ini.

“Sekarang penyelesaian konstruksinya sudah mencapai 49,5 persen dengan pembebasan lahan 97 persen,” ujarnya.

Sedangkan, selain ditopang oleh aksesibilitas yang baik, Kota Depok ke depan juga akan didukung kehadiran Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). RS ini direncanakan akan beroperasi pada awal 2018 mendatang.

Kepala RSUI, Julianto Wicaksono mengatakan, RSUI ini nantinya akan sekelas Rumah Sakit di Singapura, namun tentunya berbeda biaya, karena yang ada di Depok ini adalah RS dengan biaya berobat yang lebih murah.

Dia menjelaskan, rumah sakit modern ini berkapasitas 300 tempat tidur dan akan menerapkan konsep Academic Health System yang berorientasi sepenuhnya pada penyediaan lahan pendidikan profesional bagi dokter, dokter gigi, keperawatan, farmasi serta kesehatan masyarakat secara terintegrasi.

“Sekarang masih 300 tempat tidur, tetapi konstruksinya di tahap kedua akan disiapkan untuk 900 tempat tidur. Ini akan memunculkan nilai sewa tempat tinggal sementara untuk dosen, atau keluarga pasien dan tamu. Kalau semua infrastruktur siap, bisnis hospital tourism pasti jalan, termasuk bisnis MICE, karena ada seminar-seminar di RSUI dan butuh itu penginapan,” ujar Julianto. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya