Stabilitas Sistem Keuangan RI Aman

Komite Stabilitas Sistem Keuangan
Sumber :
  • Chandra G Asmara / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan, atau KSSK menyimpulkan, stabilitas sistem keuangan nasional pada kuartal pertama tahun ini dalam kondisi normal. Kondisi tersebut, sejalan dengan berkurangnya risiko ekonomi global, dan beberapa indikator ekonomi domestik yang membaik.

Yuk Simak! Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional 2022

Kesimpulan dan penilaian yang dilakukan KSSK, melihat dari sisi moneter, fiskal, makro prudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar surat berharga negara, perbankan, lembaga keuangan non bank dan penjaminan simpanan yang sampai tiga bulan pertama tahun ini dalam keadaan baik.

"Ke depan, stabilitas sistem keuangan diperkirakan tetap terjaga dengan baik," kata Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis 27 April 2017.

Buka Beasiswa LPDP 2022, Menkeu Minta Pengelola Dana Abadi Transparan

Optimistis tersebut, seiring dengan proyeksi Dana Moneter Internasional yang merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global, serta meredanya kekhawatiran atas tekanan politik di Uni Eropa pascahasil pemilihan Presiden Prancis tahap pertama.

Namun, KSSK menilai, masih ada beberapa risiko, baik yang berasal dari faktor eksternal maupun domestik yang perlu dicermati. Misalnya dari sisi eksternal, kebijakan perdagangan global Amerika Serikat yang cenderung proteksionis akan tetap dicermati.

Sri Mulyani: Subsidi Jadi Belanja APBN Terbesar pada Januari 2022

"Rencana kebijakan perpajakan AS yang akan memengaruhi iklim investasi global akan diperhatikan. Serta, peningkatan tekanan geopolitik global, terutama Korea Utara yang unpredictable," kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.

Sementara itu, dari sisi domestik, perkembangan likuiditas kredit yang disalurkan perbankan dan industri keuangan non bank, aliran dana investor non residen, dampak perubahan administered price terhadap inflasi, serta ekspansi korporasi dan perbankan yang masih harus didorong, menjadi perhatian khusus KSSK.

"Perkembangan realisasi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) akan terus menjadi perhatian untuk menjaga defisit APBN pada level aman," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Ani menegaskan, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan akan terus melakukan respons kebijakan yang diperlukan, agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dan senantiasa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya