Perlu Perampingan Logistik untuk Tekan Harga Semen di Papua

Buruh kasar di Indonesia sedang mengangkut semen di sebuah pelabuhan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Tado

VIVA.co.id - PT Semen Indonesia Tbk, menandatangani piagam kerja sama dengan PT Pos Indonesia, PT Pelni, PT Pelindo IV, dan PT Angkasa Pura I. Kerja sama itu langkah sinergi BUMN dalam mendukung program pemerintah untuk membangun seamless logistics sebagai upaya memperkecil kesenjangan harga semen di Papua. 

8 BUMN Ini Sepakat Akselerasi Capai Target Penurunan Emisi Karbon

Sinergi meliputi optimalisasi pemanfaatan jasa layanan logistik, outlet untuk kegiatan penjualan produk, atau jasa, aset, jasa keuangan, teknologi informasi dan komunikasi, tenaga profesional, dan lainnya.

Menurut Direktur Komersial dan Supply Chain Semen Indonesia, Ahyanizzaman, dalam penandatanganan kerja sama itu juga dibahas dalam rangkaian Focus Discussion Group.

Komisi XI DPR ke Semen Indonesia: Harga Semen Harus Makin Terjangkau

Pemerintah, sebenarnya telah memangkas harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Papua, sama dengan di Jawa. Juga untuk merumuskan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan, sehingga harga komoditas di seluruh Indonesia tidak jauh berbeda, bahkan sama.

"Sebagai contoh, harga satu sak semen di Pulau Jawa Rp70 ribu, tetapi di Papua, terutama di daerah Kabupaten Puncak, Wamena, dan wilayah pegunungan Papua lainnya, bisa mencapai Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta," ujarnya di Jakarta, Kamis 27 April 2017.

Berkat Trans Papua, Semen di Wamena dari Rp1 Juta Jadi Rp400 Ribu

Ahyanizzaman mengungkapkan, bukan hanya semen, juga perlu sinergi BUMN dalam pemerataan komoditas pokok lain seperti sembilan bahan pokok. "Selain masalah harga, perbedaan tersebut juga menyangkut masalah keadilan dan pemerataan di seluruh wilayah NKRI," ujarnya.

Manurutnya, kesenjangan antara kota dan desa masih menjadi isu krusial di Indonesia hingga kini. Kondisi mayoritas warga yang tinggal di pelosok desa dan daerah perbatasan pada umumnya hampir sama, yakni rata-rata pendapatannya rendah, sedangkan harga-harga berbagai komoditas harus dibayar lebih mahal.

"Sebaliknya, warga di perkotaan pada umumnya memiliki pendapatan cukup tinggi, dan harga-harga lebih murah dibandingkan dengan perdesaan," ujarnya.

Menurutnya, subsidi biaya logistik yang dialokasikan untuk ketiga moda distribusi itu perlu dikendalikan agar tepat sasaran. Diharapkan, penurunan harga semen di Papua dapat terwujud hingga kisaran Rp75 ribu per sak di Pesisir, atau daerah Pegunungan Papua. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya