Daya Belanja di Indonesia Sedikit Melemah

Seorang warga sedang berbelanja di salah satu supermarket di Jakarta.
Sumber :
  • Antara/Wahyu Putro

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mencapai 5,01 persen. Salah satu penyumbang terbesar geliat ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini adalah sektor konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi sebesar 4,93 persen.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Namun, apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tingkat konsumsi masyarakat pada kuartal pertama tahun ini sedikit lebih rendah. Berdasarkan data otoritas statistik, pada kuartal pertama tahun lalu konsumsi masyarakat masih mampu tumbuh sedikit lebih tinggi, yakni berada di angka 4,97 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya konsumsi masyarakat pada kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut, tercermin dari kredit konsumsi perbankan yang relatif melambat di kuartal pertama tahun ini, hanya mencapai 8,75 persen.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

“Konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama tahun ini tumbuh melambat dibandingkan kuartal pertama tahun lalu,” jelas Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, Jakarta, Jumat 5 Mei 2017.

Selain karena kredit perbankan yang melambat, lemahnya konsumsi masyarakat juga tercermin dari pendapatan kelas menengah dan ke bawah yang mengalami perlambatan. Misalnya, Upah Minimum Provinsi yang hanya mampu tumbuh 9,15 persen, serta upah riil buruh tani dan nilai tukar petani yang masing-masing terkontraksi masing-masing 0,53 persen dan 1,60 persen.

Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen pada 2022 Dapat Tercapai Jika...

Selain itu, lanjut Kecuk, konsumsi barang mewah pun mengalami perlambatan. Data BPS menunjukan, pembelian barang mewah mengalami kontraksi 21,39 persen. Begitu juga dengan pembelian mobil mewah yang hanya tumbuh 3,77 persen, menurun dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang mampu tumbuh 14,76 persen.

Kendati demikian, meskipun beberapa indikator konsumsi masyarakat mengalami kontraksi, posisi tabungan rumah tangga justru tumbuh pesat pada kuartal pertama tahun ini, dengan persentase 9,14 persen. Padahal, pada kuartal pertama tahun lalu, tabungan rumah tangga hanya 4,27 persen. (ren)

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

BPS baru saja merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2021 sebesar 5,02 persen dan sepanjang 2021 3,69 persen.

img_title
VIVA.co.id
7 Februari 2022