Ingin Bangun LRT Ketiga, Malaysia Intip Proyek RI

Pembangunan Proyek LRT Cibubur-Cawang. Ini merupakan proyek Adhi Karya.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVA.co.id – Teknologi u-shape girder yang diadopsi oleh PT Adhi Karya (Persero) dalam pembangunan Light Rail Transit atau LRT Jakarta dilirik oleh Pemerintah Malaysia. Teknologi itu diklaim mempercepat pembangunan LRT Jakarta dan menjadi yang tercepat di dunia.

LRT Jabodebek Pasang Jembatan Panjang Terakhir di Dukuh Atas

Kepala Divisi Konstruksi LRT Adhi Karya, Imannudin Satia, mengungkapkan teknologi u-shape yang diadaptasi dari Prancis memberikan keuntungan yang sangat signifikan, termasuk salah satunya pada kecepatan pembangunan yang mampu dikebut kurang dari empat tahun.

"Dengan teknologi u-shape yang kita pakai, dari segi waktu ini masih akan yang tercepat di dunia nantinya. Kalau ini selesai di awal 2019," jelas Imanuddin dalam keterangannya, Senin 8 Mei 2017.

Video Detik-detik Tersambungnya Jembatan Lengkung Terpanjang di Dunia 

Menurut dia, teknologi u-shape girder yang digunakan Adhi Karya, sebelumnya diusulkan pihak konsultan asal Prancis Systra. Teknologi tersebut diakui yang pertama kali diterapkan di Indonesia.

Imanuddin menjelaskan, teknologi u-shape girder dianggap lebih cocok diterapkan di Indonesia mengingat keterbatasan lahan pada lintasan LRT. Pasalnya teknologi tersebut mampu menyesuaikan lebar beton penopang lintasan lebih kecil dari seharusnya. 

Penampakan LRT Jabodebek yang Mulai Wara-Wiri di Lintasan Cibubur

Di mana beton penopang yang seharusnya memiliki ketebalan 1,7 meter, dengan teknologi tersebut bisa disederhanakan menjadi hanya sekitar 24 centimeter (cm). 

"Kalau kita gunakan balok u-shape ini yang hanya tebal lantai hanya 24 cm, kalau gunakan balok lebih besar dari satu meter. Bahkan kemungkinan 1,7 meter itu bedanya jauh sekali dari segi volume dan sebagainya," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan kecepatan pembangunan dari teknologi itu, Adhi Karya juga ikut ditawari Pemerintah Malaysia untuk menerapkan teknologi serupa untuk pembangunan proyek LRT fase tiga di Malaysia.

President & Grup CEO of Senior President of Prasarana Malaysia Berhad Dato Sri Azmi Bin Abdul Aziz mengatakan, Malaysia bisa belajar dari Indonesia mengenai efisiensi dengan penggunaan produk lokal dalam membangun LRT. Selain itu, Malaysia juga bisa mencontoh bagaimana caranya memanfaatkan tenaga kerja lokal dalam pembuatan LRT. 

"Malaysia ada pengalamannya sendiri, Indonesia ada pengalamannya sendiri, yang bisa kita saling bertukar atau sharing. Pelajarannya bagaimana kita memaksimalkan kemampuan lokal untuk membangun sebuah LRT," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya