Kuartal I-2017, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp4.343 Triliun

Ilustrasi surat utang
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Bank Indonesia mencatat, utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal pertama tahun ini berada pada posisi US$326,3 miliar atau Rp4.343 triliun (kurs Rp13.310 per dolar AS). Tumbuh sebesar 2,9 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu year on year, atau meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar dua persen.

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

Dengan demikian, rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto pada akhir kuartal pertama tahun ini tercatat stabil, di kisaran 34 persen. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, rasio ULN mengalami penurunan tiga persen, dari yang sebelumnya 37 persen.

"Peningkatan ULN dipengaruhi oleh kecilnya kontraksi pertumbuhan ULN swasta kuartal I-2017, dibandingkan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara melalui keterangan resmi, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017.

Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Tembus Rp 6.237 triliun

Bank sentral memaparkan, posisi ULN sektor swasta tercatat sebesar US$159,9 miliar, atau 49 persen dari total ULN. Posisi tersebut, masih mencatatkan pertumbuhan negatif minus 3,6 persen secara year on year. Namun, pertumbuhan ULN swasta pada kuartal pertama jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal keempat tahun lalu.

Posisi ULN swasta terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,5 persen. Kendati demikian, ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan tercatat masih mengalami kontraksi pertumbuhan.

Tanggapi Prabowo soal Utang Luar Negeri, Ganjar: Utang Bisa Mematikan, Maka Hati-hati

Sementara itu, posisi utang pemerintah pada kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar 10 persen secara year on year, lebih rendah dibandingkan kuartal keempat tahun lalu yang mencapai 11 persen. Pada tiga bulan pertama tahun ini, utang pemerintah tercatat sebesar US$166,5 miliar atau 51 persen dari total ULN.

Berdasarkan jangka waktu, pertumbuhan ULN jangka panjang melambat, sedangkan pertumbuhan ULN jangka pendek meningkat. Posisi ULN jangka panjang, mendominasi ULN Indonesia pada kuartal pertama tahun ini sebesar US$282,4 miliar atau 86,5 persen dari total ULN. Sementara ULN jangka pendek, sebesar US$43,9 miliar atau 13,5 persen dari total ULN.

Bank sentral menegaskan akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal itu dilakukan, untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya