Menko Luhut Ungkap Sisi Gelap Investasi China

Pekerja asing asal China di Indonesia. (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/ Aceng Mukaram

VIVA.co.id – Investasi dari Republik Rakyat China, bakal banyak masuk ke Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Namun, ada beberapa hal yang diwaspadai pemerintah menyambut masuknya aliran dana segar ke perekonomian Indonesia ini.

Anies Ungkap Penyebab Investor Asing Enggan Masuk RI: Kita Punya Masalah, Jangan Ditutupi!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, investasi yang masuk, sangat jelas akan menimbulkan untung yang berlipat. Tapi sejumlah risiko, yaitu masuknya paham komunisme dan membanjirnya pekerja ilegal harus diantisipasi.

"Presiden ngumpulin dari Kapolri sampai Panglima dan Intelijen, untuk memastikan di semua unsur teritorial, supaya tidak ada unsur komunis di Indonesia. Kalau ada, segera ditindak sesuai peraturan perundang-undangan yang ada," kata Luhut di kantornya, Selasa 23 Mei 2017. 

Ekonom: Pesta Demokrasi RI Dorong Konsumsi, Tapi Investasi Asing Menciut

Mengenai pekerja ilegal, menurut Luhut, jumlahnya masih dalam tahap wajar saat ini. Pemerintah ditegaskan masih bisa mengantisipasi hal tersebut. 

"Kalau sampai ratusan ribu, itu baru tidak betul. Yang pasti, soal ilegal worker ini di semua teritorial akan dipantau terus, agar mereka enggak ada," tutur Luhut. 

ASEAN-BAC: Thailand Jadi Contoh yang Berhasil Memanfaatkan Potensi Investasi Asing di ASEAN

Luhut berpendapat, bahwa tenaga kerja ilegal bisa diantisipasi dengan menambah daya saing tenaga kerja Indonesia. Salah satu strateginya dapat dilakukan melalui sekolah vokasional, atau keterampilan. 

"Untuk mengantisipasi ini kita harus tambahin kompetensi buruh kita," tambahnya. (asp)

Ilustrasi investasi bodong.

Hati-hati, Simak 9 Tips Paling Efektif Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Mengenali investasi yang sah dan yang palsu tidaklah terlalu sulit. Meskipun demikian, masih banyak korban investasi palsu yang terus muncul. Penyebanya kurang pemahaman.

img_title
VIVA.co.id
21 Maret 2024