Pemerintah Jamin Investasi dari China Tak Lagi Abal-abal

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna

VIVA.co.id – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memastikan ketertarikan investor China menanamkan modal di tiga provinsi Indonesia dalam waktu dekat akan dijaga dengan menerapkan standar dan kualitas barang yang tinggi. Jadi, investasi proyek dari Tiongkok tidak lagi yang “abal-abal”.

Bappenas Bantah Rumor Peleburan KPK dengan Ombudsman

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan upaya yang dilakukan pemerintah kali ini adalah untuk mengingat kegagalan proyek Investasi China di pembangkit listrik 10 ribu megawatt tahap pertama. 

Menurut dia, proyek yang akan ditawarkan dan diminati China kali ini adalah dalam bentuk business to business (B to B), sehingga kualitas akan barang dipastikan saling menjaga dan tidak merugikan Indonesia.

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

"Kali ini investor China yang ditawarkan seperti proyek IPP (Independent Power Purchasing) jadi bukan KW lagi. Mereka investor jadi kualitas bagus, bukan kontraktor seperti dulu," tegas Bambang, dikantornya, Selasa 23 Mei 2017.

Selain itu, lanjut Bambang, besarnya investasi China yang akan masuk ke Indonesia juga akan dijaga pemerintah dengan meminta tenaga kerja yang datang hanya bagi tenaga kerja yang tidak mungkin tersedia di dalam negeri.

Bappenas Bocorkan Asumsi Makro APBN 2025, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,6 Persen

"Kita ingin jika nantinya China investasi di sini tenaga kerja asing yang datang hanya yang tidak ada di dalam negeri, jadi fokus konstruksinya saja. Sedangkan maintenance hanya dari dalam negeri," tambahnya.

Perlu diketahui, usai Konferensi Tingkat Tinggi One Belt One Road (OBOR) di Beijing China, tiga provinsi di Indonesia diminati investor China untuk menanamkan modalnya, yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Kalimantan Utara.

Ketertarikan China di tiga provinsi tersebut disebabkan oleh rencana negeri tirai bambu tersebut untuk mengembangkan jalur perdagangannya melalui transportasi laut, sehingga tiga wilayah tersebut menjadi tempat yang tepat. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya