- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga eceran tertinggi untuk beberapa komoditas pangan strategis nasional. Mulai dari gula pasir yang dipatok sebesar Rp12.500 per kilogram, minyak goreng dalam kemasan sederhana Rp11 ribu per liter, sampai dengan daging beku Rp80 ribu per kilogram.
Aturan yang diperuntukkan bagi pasar ritel modern tersebut diharapkan mampu menekan harga komoditas tersebut di tingkat pasar tradisional. Namun, kebijakan yang sudah ditetapkan sejak pertengahan April lalu itu tak sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi pemerintah.
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, harga jual gula pasir kepada konsumen dipatok sebesar Rp15 ribu per kilogram. Harga tersebut, bertolak belakang dengan tujuan diterbitkannya HET oleh otoritas perdagangan beberapa waktu yang lalu.
"Kami jual segitu Rp15 ribu, karena dari induknya kami beli mahal," kata Misri, salah seorang pedagang di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat 26 Mei 2017.
Meski begitu, harga minyak yang dijual di pasar Kebayoran Lama berada di kisaran Rp12 ribu per liter, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan HET yang ditetapkan. Sementara itu, harga bahan pokok lainnya seperti telur dan beras masih relatif stabil jelang Ramadan.
"Kalau telur itu Rp23 ribu per kilogram. Nah, beras itu per liter Rp8.500 per kilogram. Masih normal," ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku optimistis, penetapan HET di pasar ritel modern akan berdampak di pasar tradisional. Terlebih, mekanisme harga bisa berubah karena adanya proses tawar-menawar di pasar tradisional.
"Sekarang sudah ditetapkan, pasti akan turun. Kalau di pasar, pasti ada tawar-menawar. Berapa harga riil yang ditawarkan? Jadi tolong dong," tuturnya.
