- VIVA.co.id/Fajar GM
VIVA.co.id – Moda transportasi pesawat udara kini semakin menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk melakukan mudik lebaran.
Hal itu terbukti dari meningkatnya jumlah pengguna layanan pesawat udara di musim mudik Idul Fitri 1438 Hijriyah atau 2017 Masehi.
"Dapat dikatakan bahwa penumpang udara meningkat dikarenakan dua aspek, pertama daya beli yang meningkat. Kedua, memang harus diakui bahwa tarif udara itu semakin ekonomis. Semakin terjangkau," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, di sela-sela tinjauan arus balik lebaran di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu 28 Juni 2017.
Data dari Posko Harian Tingkat Nasional Lebaran Terpadu 2017 Kementerian Perhubungan menunjukkan, jumlah penumpang perjalanan udara dalam negeri dari H-10 Idul Fitri hingga H+1 pada Selasa kemarin adalah 3.539.278 orang.
Jumlah tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 10,9 persen dibandingkan jumlah pada rentang periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni 3.212.045 orang.
Sugihardjo menyampaikan, pesawat udara bahkan menjadi pilihan bagi pemudik yang berhemat. Hal itu antara lain terbukti dari adanya temuan seorang pemudik ke Malang, yang memilih melakukan perjalanan udara ke Surabaya terlebih dahulu.
Dari Surabaya, ia melanjutkan perjalanan melalui jalur darat dengan tarif murah untuk tiba di Malang. Menurut Sugihardjo, hal itu terjadi karena tiket penerbangan ke Malang lebih mahal dari tiket penerbangan ke Surabaya.
Alih-alih membayar lebih mahal, pemudik yang bersangkutan memilih menempuh perjalanan yang lebih jauh, namun dengan biaya yang lebih murah.
"Saat ini, orang yang masih berhitung dari sisi biaya, juga masih bisa naik pesawat," tuturnya. (ase)
