Bakrie & Brothers Optimis Seluruh Utang Lunas Tahun Ini

Bakrie & Brothers.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) menargetkan seluruh utang perusahaan dapat dilunasi tahun ini. Saat ini, setidaknya perusahaan masih memiliki pinjaman kepada lima kreditur. 

Resmi, 30 Bus Listrik Bakrie Mulai Mengaspal di Jakarta

Di antara krediturnya adalah Credit Suisse AG Singapore, Daley Capital Limited, Mitsubishi Corporation di Jepang, Eurofa Capital Investment Inc Singapura dan Glencore. 

Direktur Keuangan BNBR Amri Aswono Putro mengatakan, utang kepada dua kreditur yakni Credit Suisse Singapore dan Daley Capital Limited sebesar US$77 juta (setara Rp1,03 triliun) sudah disetujui bakal dilunasi melalui konversi utang menjadi saham.

HUT Ke-80, Bakrie Group Hadirkan Program Dorong Pemberdayaan Anak Muda

Namun, di luar itu, perusahaan masih memiliki utang kepada tiga kreditur lainnya dengan total mencapai Rp9 triliun.

"Yang belum itu ada dari Mitsubishi, yang pusatnya di Tokyo dan ada satu lagi Glencore, perusahaan di Swiss pusatnya, dan satu lagi ada lagi dari Eropa (Eurofa Capital Investment Inc), itu totalnya kira-kira sekitar Rp9 triliun lah. Insya Allah harapan kita tahun ini semua ya (selesai)," ujar Amri usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Bakrie Tower, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2017. 

Bakrie & Brothers Berevolusi, Kenalkan Lini Bisnis Masa Depan

Ia menerangkan bahwa pelunasan utang tersebut juga diupayakan melalui dua skema yakni melalui pelunasan secara tunai dan pelunasan melalui konversi utang menjadi saham. Namun, ujar dia, pihaknya masih menunggu persetujuan pemegang saham dan negosiasi dengan tiga kreditur itu.

"Kan kita belum bisa mintakan persetujuan ke pemegang saham kalau kita belum sepakat nih, karena ada tiga kreditur besar di situ, yang harus disepakati. Baru setelah sepakat dan tanda tangan perjanjian, baru ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk laporan, terus baru minta persetujuan ke pemegang saham (untuk konversi utang)," ujar dia.

Ia menegaskan, pelunasan utang melalui konversi menjadi saham itu belum bisa dipastikan saat ini lantaran masih perlu negosiasi dengan kreditur. "Jadi masih perlu diskusi terus, tapi kalau proses berapa persen sekarang sih sudah bisa dibilang 80 persen selesai, proses persetujuannya sama tiga kreditur itu," kata dia.

Ia menambahkan bahwa secara prinsip ketiga kreditur itu sudah setuju dengan skema pelunasan utang menggunakan sistem konversi menjadi saham. Kini, masih dijajaki negosiasi bagaimana detail dan porsinya, terkait pelunasan tunai ataupun pelunasan melalui konversi utang menjadi saham. 

"Ya kalau prinsip mereka sudah setuju. Yang susah itu kan yang mungkin detailnya lah, nanti gimana cara ini, gimana caranya itu, berapa kalkulasi, berapa biayanya mereka. Ada negosiasi di sisi komersialnya lah," ucap Amri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya