Para Saudagar Minang Terancam Bangkrut
VIVAnews - Gempa dahsyat yang mengguncang Sumatera Barat telah membuat kota Padang dan sekitarnya luluh lantak.
Gedung-gedung perkantoran, hotel-hotel, mal, pasar, dan rumah, semua hancur. Sejumlah pengusaha pun terancam bangkrut atas musibah ini.
Sejumlah pengurus Saudagar Muda Minang dari Jakarta pun memberi simpati dengan mengunjungi sejumlah tempat usaha yang rusak.
"Banyak sekali anggota-anggota kami yang mengalami kerugian besar," kata Ketua Saudagar Muda Minang Fahira Fahmi Idris yang turut dalam rombongan itu, saat dihubungi VIVAnews melalui sambungan telepon, Selasa 6 Oktober 2009.
Salah satu pengusaha yang mengalami kerugian besar adalah Herman Nawas. Menurut Fahira, Herman memiliki banyak usaha. Salah satunya, perguruan tinggi yang saat ini rusak akibat gempa.
Pada 1985, Herman dan Zerni Melmusi mendirikan Yayasan Perguruan Tinggi Komputer Padang. Yayasan ini kemudian melahirkan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer YPTK. Belakangan, pada 2003, AMIK berubah menjadi Universitas Putra Indonesia YPTK.
"Kerugian diperkirakan sekitar Rp 3 miliar," ujar Fahira.
Selain itu, pengusaha AA Catering, Novi, juga belum bisa melanjutkan usahanya akibat gempa. Dapur yang berada di Jalan Pramuka, Padang, ini hancur. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Fahira mengaku, masih banyak lagi Saudagar Minang yang menjadi korban gempa. Salah satunya, pengusaha Hotel Pangeran Beach dan Hotel Pangeran City yang rusak parah.
"Beberapa show room juga rusak parah," tutur Fahira.
Gempa bumi dengan kekuatan 7,6 skala Richter telah mengguncang Sumatera Barat pada Rabu, 30 September 2009.
Kebupaten Pariaman dan Kota Padang merupakan dua wilayah yang terkena dampak kerusakan paling parah, gedung dan infrastruktur hancur, serta korban paling banyak berjatuhan.
hadi.suprapto@vivanews.com
Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyampaikan total pendapatan sepanjang tahun 2023 mencapai US$46,63 juta.
