Pajak Tak Capai 90%, Defisit 2017 Tembus 3,62 Persen

Kantor Ditjen Pajak di Jakarta.
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Center for Indonesia Taxation Analysis, atau CITA memperkirakan, defisit anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 bisa mencapai 3,62 persen terhadap produk domestik bruto. Asumsi tersebut, jika pos penerimaan pajak hanya terealisasi 85,3 persen sepanjang tahun ini.

IHSG Dibuka Menguat, Cek Saham-saham Pilihan Hari Ini

Direktur Eksekutif CITA, Yustinus Prastowo mengungkapkan, proyeksi tersebut berdasarkan skenario terburuk, terutama jika pemerintah tidak menambah utang dalam APBN-P 2017 sebesar Rp461,3 triliun. Di sisi lain, pemerintah terus menggelontorkan belanja hingga Rp2.068 triliun atau 96 persen dari target.

“Kalau penerimaan 85 persen, maka defisit 3,62 persen. Skenario mungkin bisa mengerem belanja,” kata Prastowo, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa 22 Agustus 2017.

Jawab Mahfud MD, TKN Optimis Rasio Penerimaan Negara Naik Hingga 23 Persen

Sementara itu, jika menggunakan skenario yang lebih optimis, defisit anggaran tahun ini bisa mencapai di level tiga persen, atau dalam batas yang ditetapkan dalam Undang-undang Keuangan Negara. Angka ini pun di atas target defisit yang dipatok pemerintah dalam APBN-P 2017 di level 2,92 persen.

Skenario tersebut, ditegaskan Prastowo, tetap perhitungkan penerimaan pajak tetap optimal hingga akhir tahun sebesar Rp1.169,86 triliun, atau 91,14 persen dari target yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, belanja capai 96 persen, dan pembiayaan utang sesuai dengan target yang dipatok pemerintah.

Pemerintah Kantongi Penerimaan Pajak Rp 1.387 Triliun hingga September 2023

“Kalau semua normal, maka defisit bisa tembus tiga persen. Berarti kurangi belanja, atau tambah utang? Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya rasa belanja tidak akan maksimal. Karena, target defisit 2,9 persen sangat tipis sekali. Maka harus hati-hati,” ujarnya.

Lagipula, lanjut Prastowo, kedua skenario tersebut dengan catatan pendapatan negara seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak dan hibah teroptimalisasi dengan baik.

Monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

IHSG Menguat Ditopang Capaian Penerimaan Pajak, tapi Dihantui Pelemahan Rupiah

Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 18 poin atau 0,25 persen di level 7.291 pada pembukaan perdagangan Kamis, 28 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024