SNI Mainan Anak Segera Diterapkan

VIVAnews - Mainan anak mengandung bahan berbahaya mengintai generasi penerus bangsa, terutama impor dari China. Untuk menangkal membanjirnya impor mainan anak dari China yang membahayakan, pemerintah sedang menyiapkan Standar Nasional Indonesia wajib untuk mainan anak-anak.

"SNI mainan anak-anak sedang dalam proses revisi, setelah itu akan dinotifikasikan untuk tahun depan bisa diimplementasikan," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Anshari Bukhari di Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2009.

Dengan kewajiban menerapkan SNI pada mainan anak-anak, maka bahan-bahan berbahaya yang kerap digunakan sebagai bahan baku mainan dapat dihindari.

"Agar mainan aman dikonsumsi, maka perlu diberlakukan SNI wajib terutama untuk penggunaan bahan dan pewarnaan," kata Anshari. Diharapkan implementasi SNI wajib juga akan mendorong ekspor dan mengendalikan impor mainan anak-anak.

Selain implementasi SNI wajib, dia menambahkan, upaya pengamanan telah dilakukan pemerintah melalui Permendag Nomor 56/2008 tentang Impor Produk Tertentu. "Ada hasil signifikan selama 10 bulan ini," ujarnya.

Impor mainan anak-anak yang pada tahun lalu mencapai US$ 65 juta, pada tahun ini diperkirakan hanya sekitar US$ 30 juta atau anjlok 50 persen. Sedangkan ekspor mengalami kenaikan 25 hingga 30 persen menjadi US$ 65 juta.

hadi.suprapto@vivanews.com

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia
Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Gedung Konser Moskow (Doc: X)

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Amerika Serikat (AS) disebut toleh Rusia elah mengambil tindakan terburu-buru dengan menyalahkan kelompok teror ISIS, atas teror di Moskow.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024