Begini Cara Freeport Bekali Warga Lokal Keterampilan Ekonomi

Tambang Grasberg Freeport Indonesia di Papua.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita

VIVA – Seperti kita ketahui industri pertambangan tak selamanya bisa menjadi mata pencarian masyarakat lokal. Sebab, hasil tambang yang digali secara industri tentunya memiliki jangka waktu menghasilkan keuntungan, sehingga perlu sumber ekonomi baru yang berkelanjutan untuk menyambung kehidupan.

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Hal tersebut dirasakan oleh PT Freeport Indonesia melalui Departemen Community Economic Development (CED) yang terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat asli Papua, khususnya masyarakat suku Kamoro yang dihidup di pesisir selatan Kabupaten Mimika.

Kali ini, CED yang dilakukan PT Freeport Indonesia adalah dalam upaya mengembangkan usaha budidaya ikan dengan media keramba Jaring Apung. Dari hasil uji coba ini, pada awal November 2017 lalu berhasil dipanen pertama kali budidaya ikan nila setelah empat bulan pemeliharaan.

CEO Freeport Temui Jokowi di Istana, Bahas Smelter hingga Perpanjangan Izin Tambang

Kegiatan panen perdana ini dipimpin Group Leader Economic Development Lowland PT Freeport Indonesia, Moroisa Tirajoh, didampingi Tokoh Pemuda Kamoro Leonardus Tumuka, perwakilan dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Komoro (LPMAK), Agus Takati dan kelompok nelayan Kamoro.

Panen Ikan Nila di Mimika oleh PT Freeport Indonesia.

Viral Penampakan Masjid dan Gereja Berada di Kedalaman 1.760 Meter Perut Bumi

Panen Ikan Nila di Mimika, Papua oleh PT Freeport Indonesia.

Roy panggilan akrab Moroisa Tirajoh mengungkapkan panen ikan sebenarnya kegiatan yang sudah dilaksanakan Freeport Indonesia sejak tahun lalu. Hanya saja kali ini adalah menebar bibit ikan yang berbeda jenis dari sebelumnya yaitu ikan lele dan emas. Sehingga diharapkan bermanfaat bagi kegiatan ekonomi masyarakat sekitar.

“Kami juga melakukan pendampingan kepada masyarakat, tetapi karena masyarakat yang mengelola juga punya banyak kegiatan lainnya sehingga keterlibatan masyarakat belum terlalu maksimal,” jelas Roy dikutip dari keterangan tertulis yang diterima VIVA, Kamis 9 November 2017.

Sementara itu, Tokoh Pemuda Leonardus Tumuka mengatakan, adanya kegiatan budidaya ini diyakininya bisa bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat ke depannya. Program ini diyakini bisa mendorong masyarakat untuk mendapatkan ilmu terkait budidaya yang disertai pendampingan yang serius.

Dirinya juga berharap jika program ini terus didukung hingga lebih besar skalanya, maka manfaat ekonominya bisa lebih besar pula dirasakan oleh masyarakat yang lebih banyak. Keterlibatan peran Pemerintah Daerah sangat diharapkan dalam proses pemberdayaan dan pengembangan potensi ekonomi masyarakat.

Perlu diketahui, dari hasil uji coba yang dilakukan, budidaya ikan dengan Keramba Jaring Apung ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu mudah dalam proses penyortiran, mudah dalam proses panen, aman dari predator atau pemangsa lain, lebih aman dari penyakit, dan aman dari banjir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya